Jumat, 15 Maret 2013

Farmaku Farmamu


    DEFINISI EMULSI

Semua emulsi memerlukan bahan anti mikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawetan sangat penting untuk emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi. Karena jamur dan ragi lebih sering ditemukan daripada bakteri, lebih diperlukan yang bersifat fungistatik atau bakteriostatik. Bakteri ternyata dapat menguraikan bahn pengemulsi ionik dan nonionik, gliserin dan sejumlah bahan pengemulsi alam seperti tragakan dan gom (Anonim, 1995).
Masing – masing emulsi dengan medium pendipersi yang berbeda juga mempunyai nama yang berbeda,yaitu sebagai berikut:
a)      Emulsi gas (aerosol cair )
Emulsi gas merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya berupa fase cair dan medium pendispersinnya berupa gas.Salah satu contohnya  hairspray, dimana dapat membentuk emulsi gas yang diingikan karena adannya bantuan bahan pendorong atau propelan aerosol
b)      Emulsi cair
Emulsi cair merupakan emulsi dengan fase terdispersinya maupun pendispersinnya berupa fase cairan yang tidak saling melarutkan karena kedua fase  bersifat polar dan  non polar.Emulsi ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu emulsi minyak didalam air contoh susu terdiri dari lemak sebagai fase terdispersi dalam air jadi butiran minyak didalam air atau emulsi air dalam minyak contoh margarine terdispersi dalam minyak jadi butiran air dalam minyak.
c)      Emulsi padat
Emulsi padat merupakan emulsi dengan fase terdispersinnya cair dengan fase pendispersinnya berupa fase padat.Contoh : Gel yang dibedakan menjadi gel elastic dan gel non elastic dimana gel elastic ikatan partikelnya tidak kuat sedangkan non elastic ikatan antar partikelnya membentuk ikatan kovalen yang kuat.
            Gel elastic dapat  dibuat dengan mendinginkan sol iofil yang pekat contoh gel ini adalah gelatin dan sabun.Sedangkan gel non-elastis dapat dibuat secara kimia sebagai contoh gel silica yang terbentuk karena penambahan HCl pekat dalam larutan natrium silikat sehingga molekul – molekul asam silikat yang terbentuk akan terpolimerisasi dan membentuk gel.

Terdapat 2 tipe emulsi yaitu sebagai berikut :
1)      Emulsi A/M yaitu butiran – butiran air terdispersi dalam minyak
Pada emulsi ini butiran – butiran air yang hidrofilik  stabil dalam minyak yang hidrofobik.
2)      Emulsi M/A yaitu butiran – butiran minyak terdispersi dalam air
Minyak yang hidrofobik stabil dalam air yang hidrofilik
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehingga dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkan. Tujuan dari penstabilan adalah untuk mencegah pecahnya atau terpisahnya antara fase terdispersi dengan pendispersinnya. Dengan penambahan emulgator berarti telah menurunkan tegangan permukaan secara bertahap  sehingga akan menurunkan energi bebas pembentukan emulsi, artinya dengan semakin rendah energi bebas pembentukan emulsi akan semakin mudah.
Namun kesetabilan emulsi juga dipengaruhi beberapa faktor lain yaitu, ditentukan gaya – gaya:
·         Gaya tarik – menarik yang dikenal gaya Van der walss. Gaya ini menyebabkan partikel – partikel koloid membentuk gumpalan lalu mengendap
·         Gaya tolak – menolak yang terjadi karena adanya lapisan ganda elektrik yang muatannya sama saling bertumpukan.

Sedangkan bentuk – bentuk ketidak stabilan dari emulsi sendiri ada beberapa macam yaitu sebagai berikut :
·         Flokulasi, karena kurangnya zat pengemulsi sehingga kedua fase tidak tertutupi oleh lapisa pelindung sehingga terbentuklah flok –flok atau sebuah agregat
·         Koalescens, yang disebabkan hilangnya lapisan film dan globul sehingga terjadi pencampuran
·         Kriming, adanya pengaruh gravitasi membuat emulsi memekat pada daerah permukaan dan dasar
·         Inversi massa (pembalikan massa ) yang terjadi karena adannya perubahan viskositas
·         Breaking/demulsifikasi, lapisan film mengalami pemecahan sehingga hilang karena pengaruh suhu.

Emulsi dapat mengalami kestabilan namun juga dapat mengalami kerusakan (Demulsifikasi)  dimana rusaknya emulsi ini disebabkan faktor suhu, rusaknya emulgator sendiri, penambahan elektrolit sehingga semua ini akan dapat menyebabkan timbulnya endapan atau terjadi sedimentasi atau membentuk krim.Contoh penggunaan proses demulsifikasi dengan menambahkan elektrolit guna pemisahan karet dalam lateks yaitu menambahkan asam format asam asetat.


1.      MEKANISME SECARA KIMIA DAN FISIKA

a)      Mekanisme secara kimia
Mekanisme secara kimia dapat kita jelaskan pada emulsi air dan minyak. Air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair apabila suatu pengemulsi ditambahkan, karena kebanyakan emulsi adalah disperse air dalam minyak dan dispersi minyak dalam air, sehingga emulgator yang digunakan harus dapat larut dalam air maupun minyak. Contoh pengemulsi tersebut adalah senyawa organik yang mempunyai gugus hidrofilik dan hidrofobik, bagian hidrofobik akan berinteraksi dengan minyak sedangkan yang hidrofilik dengan air sehingga terbentuklah emulsi yang stabil.

b)      Mekanisme secara fisika
Secara fisika emulsi dapat terbentuk karena adanya pemasukan tenaga misalnya dengan cara pengadukan. Dengan adanya pengadukan maka fase terdispersinya akan tersebar merata ke dalam medium pendispersinya.

2.      TEORI DAN PERSAMAAN
Satu variable penting dalam uraian emulsi - emulsi adalah fraksi volum ǿ , dalam dan luar fase.Untuk tetesan bentuk bola radius α, fraksi volume diberikan sejumlah densitas n, waktu untuk volum bentuk bola ǿ = 4πα3 n/3 .Banyak sifat – sifat emulsi ditandai oleh jumlah volumenya.
Tetesan emulsi karena lemah atau tidak stabil nilai fraksi volume ǿ bisa diantara 3- 6 untuk kebanyakan sistem emulsi.
Konduktivitas dari emulsi sendiri dapat ditentukan dengan teori klasik (Maxwell)

 

Dimana K, Km dan Kd adalah konduktivitas spesifik dari emulsi,medium pendispersi dan fase terdispersi.

Dalam sistem koloi akan terjadi peningkatan dielektrika, salah satu model untuk menentukan konstanta dieletrika tipe emulsi adalah:
·         Tipe M/A



·         Tipe A/M


Dimana €∞ dan €s adalah permitivitas dengan frekuensi tinggi dan statis.T waktu tenggang dan α luas pendistribusian, serta ώ adalah komponen polarisasi.

3.      KESTABILAN EMULSI

Bila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan air, dicampurkan, lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat .
Kestabilan emulsi ditentukan oleh dua gaya, yaitu:
1.      Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals. Gaya ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap.
2.      Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid.
Ada beberpa faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi yaitu sebagai berikut :
1. Tegangan antarmuka rendah
2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka
3. Tolakkan listrik double layer
4. Relatifitas phase pendispersi kecil
5. Viskositas tinggi.

4.      ADA BEBERAPA CARA PEMBUATAN EMULSI

a.      Dengan Mortir dan Stampel
Sering digunakan untuk membuat minyak lemak dalam ukuran kecil
b.      Botol
Minyak dengan viskositas rendah dapat dibuat dengan cara dikocok dalam botol pengocokan dilakukan terputus – putus untuk memberi kesempatan emulgator bekerja.
c.       Mixer
Partikel fase dispersi dihaluskan dengan memasukkan kedalam ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar denagn kecepatan tinggi.
d.      Homogenizer
Dengan melewatkan partikel fase dispersi melewati celah sempit, sehingga partikel mempunyai ukuran yang sama.
5.      CARA PEMURNIAN KOLOID

Seringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan guna menjaga kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan, yaitu :
1.    DIALISIS
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul – molekul kecil melalui selaput semipermiabel disebut dialysis. Suatu koloid biasanya bercampur dengan ion-ion pengganggu, karena pertikel koloid memiliki sifat mengadsorbsi. Pemisahan ion penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid ke dalam kertas/membran semipermiabel (selofan), baru kemudian akan dialiri air yang mengalir. Karena diameter ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion pengganggu akan merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan partikel kolid akan tertinggal.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel kolid seperti sel-sel darah merah.
2.    ELEKTODIALISIS
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medan listrik akanmempercepat proses pemurnian sistem koloid. Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.
3.    PENYARING ULTRA
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuk lambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.

4.      PENERAPAN DALAM PERISTIWA SEHARI DAN INDUSTRI
a.       Penerapan dalam kehidupan sehari-hari
Salah satu contoh penerapan emulsi dalam kehidupan sehari-hari adalah penggunaan detergen untuk mencuci pakaian, dimana detergen merupakan suatu emulgator yang akan menstabilkan emulsi minyak (pada kotoran) dan air. Detergen terdiri dari bagian hidrofobik dan hidrofilik, minyak akan terikat pada bagian hidrofobik dari detergen sehingga bagian luar dari minyak akan menjadi hidrofilik secara keseluruhan, sehingga terbentuk emulsi minyak dan air, dimana kotoran akan terbawa lebih mudah oleh air.
b.      Penerapan dalam bidang industri
Dalam bidang industri salah satu sistem emulsi yang digunakan adalah industri saus salad yang terbuat dari larutan asam cuka dan minyak. Dimana asam cuka bersifat hidrofilik dan minyak yang bersifat hidrofobik, dengan mengocok minyak dan cuka. Pada awalnya akan mengandung butiran minyak yang terdispersi dalam larutan asam cuka setelah pengocokan dihentikan, maka butiran-butiran akan bergabung kembali membentuk partikel yang lebih besar sehingga asam cuka dan minyak akan terpisah lagi. Agar saus salad ini kembali stabil maka dapat ditambahkan emulagator misalnya kuning telur yang mengandung lesitin. Sistem koloid ini dikenal sebagai mayonnaise.


CONTOH EMULSI



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBNPT1KWPe7p05A4WEg9xLhMmIUaIIpcnzSo3Laj9DQhyphenhyphen1JzGtH9ft681PSOvgdWbz5CBJtdiOD6n0PBly40KBkfGMd6U7Ulm53B1cZhKkYDf7PEm0hwo30YzZvnm2TO3WW9W6DT3dzhA/s1600/emulsi.png


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC4jNffq-0LR00_YskVD-44IWbg1KdnKs0bix772g8xF1mnpv7PVxogP7ePVT4LJiU-Tg4fhW0IoBIfIRF-Im7pLqk84jEVCIff0dFSQkyvnE6PAWMS3vpttOJ76h1tOzVT-6NBJbzHpEm/s200/kk.jpg









BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

            Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersinnya berupa fase cair dengan medium  pendispersinya bisa berupa zat padat, cair, ataupun gas. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera (emulsi alam) dan emulsi spuria (emulsi buatan). Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur.
Dengan mengetahui sistem emulsi maka kita akan mengetahui sifat – sifat emulsi, stabil atau tidak stabilnya suatu emulsi serta faktor apa yang membuat emulsi tidak stabil sehingga kita akan dapat menentukan zat pengemulsi untuk dapat menstabilkannya.Sebagai contoh detergen yang digunakan untuk mencuci disini detergen berfungsi sebagai emulgator yang dapat menstabilkan emulsi air dan minyak sehingga minyak dapat mudah lepas dari pakaian.Selain itu dalam bidang industri contohnya pembuatan saus salad, saus salad dari asam cuka dan minyak yang awalnya stabil saat pengocokan namun setelah pengocokan dihentikan kedua fase akan terpisah lagi sehingga dibutuhkan kuning telur sebagai emulgator.
           











DAFTAR PUSTAKA

Ian, 17 Januari 2009 , sistem koloid  http://blogkita.info/tag/emulsi/

Ibnuhayyan, 10 September 2008, colloid-chemistry
Ladytulipe, 4 januari 2009 , Emulsi  http://ladytulipe.wordpress.com/2009/01/04/emulsi/

Nuranimahabah, 16 Mei 2009, koloid suspense larutan (kimia)

Anief, 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek, Gadjah Mada University press, Jogjakarta.



Sabtu, 09 Maret 2013


KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL TRIMESTER I, II, III

URAIAN MATERI

KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL
1.    Kunjungan ulang
Kunjungan ulang yaitu dimana setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Wanita hamil seharusnya melakukan kunjungan ulang sebanyak minimal 4 kali kujungan selama kehamilan  
hal ini dilakukan agara ibu dapat melalui masa kehamilanya, persalinan dan nifas dengan baik, dan agar ibu dan bayi sehat dan selamat. Frekuensi kunjungan ulang meliputi Umur kehamilan sampai dengan 28 minggu setiap 4 minggu sekali, umur kehamilan 28 sampai 36 minggu setiap 2 minggu sekali, umur kehamilan lebih dari 36 minggu setiap 1 minggu sekali
Karena banyak dari riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah lengkap selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada penditeksian komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kan kelahiran dan kegawat daruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran.
Pada kujungan ulang aspek-aspek yang perlu di pahami yaitu :
a.         Riwayat kehamilan sekarang
1)        Gerakan janin (penyulit)
Pada primigravidarum gerakan janin dapat dirasakan pada umur kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravidarum gerakan janin dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu, bila sampai usia kehamilan 20 minggu ibu tak kunjung merasakan gerakan, sebaiknya segera kontrol ke dokter. Gerakan normal, rata-rata per hari lebih dari 10 kali. Sebenarnya ratusan, minimal 10 kali sehari. Untuk melihat gerakan janin bisa dilakukan dengan berbagai cara; subyektif, obyektif, dan pemeriksaan USG. Secara subyektif dilakukan dengan cara menempelkan tangan sehingga ibu merasakan gerakan dan bisa menghitungnya. Normal rata-rata 7 kali per 20 menit. Secara obyektif dengan alat tokografi, normal rata-rata 10 kali/20 menit. Sadovsky (1979) seorang ahli kebidanan dan kandungan melakukan penelitian tentang gerakan janin dan menyimpulkan sebagai berikut: jumlah rata-rata gerakan pada kehamilan 20 minggu, 200 kali/12 jam dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32 minggu, 575 kali/12 jam. Pada kehamilan 40 minggu menjadi 282 kali/12 jam. Biasanya di usia kehamilan 36 minggu, gerakan janin akan makin banyak dan makin kuat, serta lebih kompleks. Mula-mula mungkin ibu akan merasakan gerakannya hanya berupa gerakan kaki dan tangan saja, lama-lama tubuhnya bisa melengkung. Bahkan hingga salto atau meluncur.
2)        Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya
a)   Perdarahan dari jalan lahir
b)   Nyeri kepala yang sangat hebat
c)   Gangguan pada penglihatan
d)  Nyeri perut yang sangat hebat
3)        Kaluhan lazim dalam kehamilan
a)      Sulit buang air besar atau konstipasi (biasanya pada trimester
1,2,3)
Hormon kehamilan progesteron membuat otot usus lebih rileks dan
memperlambat pergerakan usus sehingga buang air besar lebih sulit.
Gejala: lebih jarang buang air besar, dan kotoran lebih keras/kering
Penanganan:
(1) Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat dan minum banyak air
(2) Jangan menahan keinginan buang air besar
(3) Berolahraga secara teratur
(4) Jika keluhan terus berlanjut, hubungi dokter. Hindari penggunaan
obat pencahar. Jika perlu, suplemen herbal seperti teh camomile dapat
membantu.
b)      Mual di pagi hari (morning sickness) (biasanya pada
trimester1)
Mual-mual ini merupakan tanda awal kehamilan. Selain di pagi hari, mual
bisa juga terjadi di siang atau sore hari. Rasa lelah membuat mual
lebih menjadi-jadi. Mual biasanya menghilang saat janin berusia 12 minggu.
Gejala: Rasa mual, sering muncul saat mencium bau makanan tertentu atau
asap rokok
Penanganan:
(1) Makanlah beberapa biskuit kering, roti atau buah sebelum beranjak
dari tempat tidur di pagi hari.
(2) Hindari makanan dan bau-bauan yang membuat Anda merasa mual.
(3) Makanlah dala porsi kecil/sedikit namun sering.
(4) Hindari makanan berlemak dan berbumbu, serta kopi dan minuman
bersoda.
c)      Susah tidur (pada trimester 1,2,3)
Wanita hamil seringkali susah tidur akibat gerakan janin yang
menendang-nendang, atau keinginan buang air kecil yang terus timbul.
Gejala: sulit jatuh tertidur, atau sulit tidur kembali setelah
terbangun di malam hari. Kadang-kadang disertai mimpi buruk tentang saat-saatpersalinan.
Penanganan:
(1)     Membaca, olahraga ringan atau mandi air hangat sebelum tidur
dapat membantu tidur lebih lelap.
(2)     Gunakan banyak bantal untuk mengganjal bagian-bagian tubuh yang
pegal.
(3)     Coba gunakan aromaterapi untuk membuat tidur lebih pulas.
d)     Stretch marks atau guratan di kulit (pada trimester I dan III)
Keluhan ini timbul akibat kulit yang meregang melebihi elastisitas
normalnya, atau karena kelebihan berat badan.
Gejalan: guratan-guratan merah pada kulit paha, perut atau payudara.
Penanganan:
(1) Hindari kenaikan berat badan yang terlalu cepat.
(2) Gunakan pelembab kulit sebelum muncul guratan
e)      Varises (pada trimester 1, 2, 3)
Biasanya timbul akibat kelebihan berat badan atau faktor genetik
(keturunan), seringkali diperburuk oleh sikap tubuh (misalnya berdiri terlalu lama atau duduk dengan menyilangkan kaki). Olahragakan kaki Anda. Gejala: Pembuluh darah balik (vena) di kaki atau paha terlihat bengkak dan terasa sakit.
Penanganan:
(1) Istirahatlah dengan kaki diletakkan di tempat yang lebih tinggi.
(2) Gunakan stocking khusus untuk membantu mencegah atau mengurangi
bertambah beratnya varises.
f)       Bercak-bercak coklat di kulit
Selama kehamilan, normal terjadi bercak-bercak kecoklatan pada kulit
wajah atau perut. Keluhan ini biasanya menghilang setelah kelahiran.
Gejala: Bercak-bercak kecoklatan di kulit wajah atau perut.
Penanganan:
(1) Hindari sinar matahari langsung ke kulit yang terkena, gunakan
tabir surya kalau perlu.
(2) Gunakan penyamar bercak coklat untuk memperindah kulit wajah.
b.         Pemeriksaan Fisik
1)        Berat badan
Kenaikan berat badan selama kehamilan akan mempengaruhi berat lahir bayi.Bayi yang lahir dengan berat rendah (<3 kg )akan menghadapi masalah yang berhubungan dengan berat lahir rendah. Sedangkan bayi yang lahir sangat besar (>4 kg) dapat menyulitkan kehamilan dan persalinan. Berat badan anda akan ditimbang setiap kali memeriksakan diri ke ahli kesehatan untuk memastikan ketepatan kenaikan berat badan. Memonitor berat badan yang ideal adalah satu cara memantau apakah bayi telah mendapatkan asupan gizi yang cukup
Profil
Pertambahan berat badan
Berat badan normal
11,5 – 16kg
Berat badan rendah
12,5 – 18 kg
Berusia dibawah 19 tahun
12,5 – 18 kg
Kelebihan berat badan
7 – 11,5 kg
Obeses
6,5 kg
Hamil bayi kembar
16 – 20, 5 kg

2)        Tekanan darah
Untuk orang dewasa tekanan darah yang disebut normal antara 120/80, jika sudah 140/90 tandanya sudah diambang tekanan darah tinggi dan disebut juga Hypertensi. Tekanan darah yang rendah sulit untuk dipastikan, tapi jika anda merasa sering pusing dan tiba tiba pandangan anda terlihat kabur atau buram. umumnya, ibu hamil akan mengalami penurunan tekanan darah (hipotensi), terutama di usia kehamilan 20 minggu hingga maksimal di usia 32 minggu. Jika penurunan ini terjadi secara gradual atau perlahan dan tak menimbulkan keluhan, maka terbilang normal, karena sesudah itu tekanan darah akan kembali normal atau sedikit lebih rendah dari normal. Kisaran tekanan darah normal yang umum adalah terendah 80/60 dan paling tinggi 120/80.
Hipotensi terjadi bila tekanan darah ibu berada di bawah dari biasanya. Misalnya tekanan darah ibu normalnya adalah 100/70 kemudian turun menjadi 80/60, ini dapat dikatakan tidak normal. Penurunan ini dapat menimbulkan keluhan seperti pusing dan mata berkunang-kunang. Pada ibu hamil, tekanan darah yang menurun ini bersifat fisiologis atau terjadi karena adanya kehamilan. Secara ilmiah penyebabnya bisa diterangkan sebagai berikut; saat hamil, tubuh ibu memproduksi hormon progesteron. Hormon ini memengaruhi otot-otot menjadi lebih relaks. Kemudian memengaruhi pembuluh-pembuluh darah ibu yang cenderung melebar. Pelebaran pembuluh darah inilah yang membuat tekanan darah menurun.
3)        Pengukuran tinggi fundus (setelah 12 minggu dengan palpasi, setelah 22 minggu dengan pita ukuran)
Pemantauan kehamilan yang teliti dan reaksi terhadap perawatan adalah vital. Pada setiap kunjungan ibu hamil dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Apabila hasil wawancara atau temuan pemeriksan fisik mencurigakan, dilakukan pemeriksaan lebih mendalam. Salah satu pemantauan kehamilan yang dilakukan adalah pengukuran tinggi fundus uteri. Selama trimester kedua uterus menjadi organ abdomen. Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simfisis pubis dipakai sebagai suatu indikator kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran TFU juga dapat memperkirakan usia kehamilan secara kasar.
Pengukuran TFU dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor risiko tinggi. Tinggi fundus yang stabil atau menurun dapat mengindikasikan retardasi pertumbuhan intra uterin, peningkatan yang berlebihan dapat menunjukkan adanya kehamilan kembar atau hidramnion. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran TFU memegang peranan penting dalam pemeriksaan kehamilan dan penting untuk dipelajari dan dikuasai mahasiswa kebidanan. Maka tidak salah jika tujuan akhir handout ini adalah memberikan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai metode dan efek posisi maternal pada pengukuran TFU sehingga mahasiswa mengerti dan mampu melakukan pengukuran TFU yang cermat dan tepat dalam aplikasi pada pelayanan kebidanan secara nyata di klinik sebagai salah satu bukti kompetensi seorang bidan.
4)        Manuver Leopold untuk mendektesi kelainan letak ( setelah 36 minggu)
Salah satu pemeriksaan yang dilakukan saat Ante Natal Care adalah pemeriksaan Leopold. Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tindakan yang masing-masing dilakukan untuk mengetahui presentasi (kedudukan) bagian tubuh janin dalam uterus (rahim).  Empat pemeriksaan Leopold tersebut adalah:
a)                         Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Teknik pemeriksaan
Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk meraba fundus.
 Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri
(1)     Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan).
(2)     Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
(3)     Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.
Menentukan usia kehamilan
(1)  Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis. 
(2)  Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat.
(3)  Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat. 
(4)  Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
(5)  Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.
(6)  Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.
(7)  Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus xipoideus.
(8)  Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).
b)        Leopold II
Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun  kaki janin pada kedua sisi perut ibu.
Teknik pemeriksaan
menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi perut ibu, raba (palpasi) kedua bagian sisi perut ibu.
Menentukan di mana letak punggung ataupun  kaki janin pada kedua sisi perut ibu
(1)  bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan.
(2)  bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
c)        Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul.
Teknik pemeriksaan
(1)  Pemeriksa hanya menggunakan satu tangan. (Lihat gambar!)
(2)  Bagian yang teraba, bisa kepala, bisa juga bokong (Lihat Leopold I!)
(3)  Cobalah apakah bagian yang teraba itu masih dapat digerakkan atau tidak. Apabila tidak dapat digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu atas panggul.
d)       Leopold IV
Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
Teknik pemeriksaan
(1)       pemeriksa menghadap kaki pasien
(2)       dengan kedua tangan ditentukan bagian janin apa (bokongkah atau kepalakah?) yang terletak di bagian bawah perut ibu.
(3)       Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul
(4)       Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul).
5)    DJJ ( setelah 18 minggu )
Denyut jantung janin yang normal adalah 120-160 kali per menit, dan ada pula yang tidak normal yaitu DDj lambat kurang dari 100kali per menit, dan DJJ cepat lebih dari 120-160 kali per menit.
c.         Pemeriksaan Laboratorium
Dalam kehamilan diperlukan pemeriksaan laboratorium dalam kehamilan,darena sangat penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin, dan mengurangi angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi.
Macam-macam tes laboratorium yang paling penting pada kehamilan


Tes Laboratorium
Nilai
Nilai tidak normal
Diagnosis/masalah yang terkait
Hgb. Hemaglobin
10,5 – 14,0
<10,5
Anemia
Protein Urin
Dipstik
Merebus
Terlacak/Negatif
Bening/negatif
< atau = 2+ keruh (positif)
Protein urin (mungkin ada infeksi)
Glukosa
120mg%
>120mg%
Diabetes

Pada penelitian menunjukan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan cara efektif mendektesi preeklamsi suatu keadaan yang membahayakan jiwa